Rabu, 04 Maret 2015

ISBD Sebagai Alternatif Pemecah Masalah Sosial dan Budaya



MAKALAH
PENDIDIKAN SOSIAL BUDAYA DASAR
 ( ISBD )
diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pendidikan Sosial Budaya Dasar pada semester genap di jurusan Pendidikan Biologi STKIP Garut yang dibina oleh H. Ana Maulana, M.Pd        

oleh:
Ferawati (13541011)
Kelas: 2-A BIOLOGI


Description: C:\Users\User\Documents\image\logo.jpg



SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
GARUT
2015
BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
      Ilmu sosial budaya dasar adalah suatu rangkaian pengetahuan mengenai aspek-aspek yang paling mendasar dan menonjol yang ada di dalam kehidupan manusia sebagai makhluk sosial yang memiliki budaya dan permasalahan-permasalahan yang bersifat ada .
Aspek lain dari pengantar ilmu sosial budaya dasar merupakan pengenalan teori – teori ilmu sosial dan kebudayaan sehngga diekspektasikan seseorang dapat memiliki wawasan keilmuan yang bersifat multidipsliner yang bersangkutan dengan keagamaan, kesetaraan , dan manusia di dalam kehidupan bersosialisasi.
Secara umum, ilmu sosial budaya dasar bertujuan untuk mengembangkan kepribadian manusia sebaga makhluk sosial ( zoon politicon ) dan sebagai makhluk budaya ( homo humanus ), sehingga mampu menghadapi secara kritis dan berwawasan luas masalah yang mengenai sosial budaya dan permasalahan lingkungan sosial budaya, serta dapat menyelesaikannya dengan baik, tujuan umum ilmu sosial budaya dasar ada beberapa yaitu yang pertama pengembangan kepribadian manusia sebagai makhluk sosial dan makhlik berbudaya, yang kedua kemampuan seseorang menanggapi secara kritis dan berwawasan luas terhadap permasalahan sosial budaya dan permasalahan lingkungan sosial budaya, dan yang terakhir ketiga adalah kemampuan di dalam menyelesaikan secara baik, bijaksana dan obyektif permasalahan – permasalahan di dalam kehidupan bermasyarakat.
Sehingga secara umum kita harus memahami konsep – konsep dasar mengenai manusia sebagai makhluk sosial, dan manusia sebagai makhluk berbudaya memlki daya kritis, wawasan yang luas terhadap permasalahan lingkungan sosial budaya.
B.     Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan masalah sosial budaya?
2.      Menjelaskan Mengapa ISBD sebagai alternative pemecah masalah sosial dan budaya?
C.     Tujuan
1.      Untuk mengetahui definisi dari masalah sosial budaya
2.      Untuk mengetahui ISBD sebagai alternate pemecah masalah sosial dan budaya





BAB II
PEMBAHASAN
A.    Definisi Masalah Sosial Budaya
Masalah masalah sosial dan budaya yang dihadapi oleh setiap masyarakat tidaklah sama antara masyarakat satu dengan masyarakat lainnya. Perbedaan-perbedaan itu disebabkan oleh perbedaan tingkat perkembangan kebudayaan dan masyarakatnya, serta keadaan lingkungan alamnya dimana masyarakat itu hidup. Masalah masalah tersebut dapat berupa masalah social dan budaya, masalah politik, masalah ekonomi, masalah agama, dan sebagainya.
     Masalah sosial dan budaya adalah terganggunya atau terhambatnya nilai kemanusiaan dan/ aktivitas manusia dalam mengelola alam, baik itu material ataupun non-material. Masalah-masalah sosial dan budaya selalu ada kaitannya yang dekat dengan nilai nilai moral dan pranata sosial, nilai kehidupan serta selalu ada kaitannya dengan hubungan-hubungan manusia  dan konteks normatif dimana hubungan manusia itu terwujud.
1.      Masalah Sosial Budaya
Masalah sosial dan budaya erat kaitannya dengan perkembangan teknologi. Salah satu contoh masalah sosial dan budaya yang terjadi di Indonesia adalah adanya hubungan seksual antara laki-laki dan perempuan yang belum menikah (hubungan seks di luar nikah) seperti pelacuran. Kenapa masalah ini termasuk masalah sosial budaya? Karena dilihat dari segi social, hal ini sudah termasuk kedalam penyimpangan sosial karena bertentangan dengan norma yang berlaku dan dianggap sebagai pengganggu kesejahteraan hidup mereka dan masyarakat lain. Menurut gillin, penyimpangan sosial didefinisikan sebagai pelaku yang menyimpang dari norma, nilai sosial keluarga dan masyarakat. Sedangkan dilihat dari segi budaya, hal inipun sudah menjadi masalah budaya. Bagaimana tidak, budaya di Indonesia mengajarkan kepada tiap laki-laki dan perempuan untuk “menjaga” dirinya sampai menikah. Ditambah lagi, ada dasar agama yang melarang antara laki-laki dan perempuan untuk berhubungan seks diluar nikah.
2.      Manusia memiliki Masalah
Perkembangan budaya, budaya berasal dari kata budi dan daya. Budi adalah akal, moral, sopan, tata krama. Sedangkan daya adalah unsur perbuatan jasmani/ kekuatan/ kemampuan untuk cipta, rasa, karya, karsa. Jadi perkembangan budaya adalah perkembangan akal, moral, kesopanan , tata krama dalam perbuatan jasmani agar mampu menciptakan, merasakan, membuat karya yang mampu digunakan oleh manusia itu sendiri.

Budaya dibagi menjadi :
1.Fisik
Semua budaya yang berbentuk benda.
2.Non fisik
Berupa aturan, norma, adat – istiadat, sistem sosial. Proses terjadinya aturan, norma, adat – istiadat atas dasar kesepakatan masyarakat setempat dan tidak bersifat universal. Akal yang membedakan manusia dengan mahluk lainnya.
Dalam ISBD juga mempelajari sistem sosial. Sistem sosial adalah seperangkat aturan yang berlaku dalam kehidupan masyarakat, yang kadang berbenturan juga dengan budaya. Benturan budaya itu adalah priksi budaya ( karena memaksakan budaya/ norma/ kita dengan budaya/ norma orang lain.
Selain itu ISBD juga mempelajari mengenai sanksi. Intinya sanksi itu bersifat menyakitkan.
Sanksi terbagi menjadi :
1.Moral
Hati nurani yang dibayangi rasa bersalah dan berdosa.
2.Sosial
Sanksi dikucilkan masyarakat.
3.Hukum / fisik
Apabila melakukan pelanggaran aturan, norma, adat maka akan diproses dipengadilan dan dipenjara (KUHAP).

B. ISBD Sebagai Alternatif Pemecah Masalah Sosial dan Budaya
ISBD sebagai integerasi dari ISD dan IBD memberikan dasar-dasar pengetahuan sosial dan kosep-konsep budayakepada mahasiswa, sehingga mampu mengkajimasalah sosial, kemanusiaan, dan budaya, sehingga diharapkan mahasiswa peka, tanggap,kritis serta berempati atas solusi pemecahan masalah sosial dan budaya secara arif.
Seperangkat konsep dasar ilmu sosial dan budaya tersebut secara interdisiplin digunakan sebagai alat bagi pendekatan dan pemecahan masalah yang timbul dan berkembang dalam masyarakat. Dengan demikian, ISBD memberikan alternatif sudut pandang atas pemecahan masalah sosial budaya di masyarakat. Berdasarkan pemahaman yang diperoleh dari kajian ISBD, mahasiswa dapat mengorientasikan diri untuk selanjutnya mampu mengetahui ke arah mana pemecahan masalah harus dilakukan.
Pendekatan dalam ISBD lebih bersifat interdisiplin atau multidisiplin, khususnya ilmu-ilmu sosial dalam menghadapi masalah sosial. Pendekatan dalam ISBD bersumber dari dasar-dasar ilmu sosial dan budaya yang bersifat terintergrasi. ISBD digunakan untuk mencari pemecahan masalah kemasyarakatan melalui pendekatan interdisipliner atau multidisipliner ilmu-ilmu sosial dan budaya.
Pendekatan dalam ISBD akan memperluas pandangan bahwa masalah sosial, kemanusiaan, dan budaya dapat didekati dari berbagai sudut pandang. Dengan wawasan ini pula maka mahasiswa tidak jauh dalam sifat pengotakan ilmu secara ketat. Sebuah ilmu secara mandiri tidak cukup mampu mengkaji sebuah masalah kemasyarakatan. Dewasa ini, sebuah masalah berkembang semakin kompleks. Kajian atas suatu masalah membutuhkan berbagai sudut pandang keilmuan, demikian pula dengan solusi pemecahannya.
Demikian pula halnya dengan pendekatan dalam ilmu-ilmu alam atau yang bersifat eksakta. Pendekatan dalam ilmu-ilmu alam dalam mengkaji gejala alamiahjuga bersifat subject oriented. Mahasiswa yang menekuni ilmu-ilmu eksakta akan mengkaji gejala alam melalui sudut pandang ilmu mereka. Dengan diberikan kajian ISBD diharapkan dapat memberi wawasan akan pentingnya pendekatan sosial dan budaya dala menangani masalah alam.
Berdasarkan hal tersebut, beberapa perguruan tinggi memberlakukan ISBD sebagai mata kuliah wajib bagi mahassiwa dari program ilmu alam atau eksakta. Hal ini dimaksudkan agar pendekatan sosial dan budaya senantiasa dipertimbangkan dan melandasi setiap upaya mencari solusi atas pemecahan dari masalah alam yang mereka hadapi. Dengan demikian, mahasiswa sebagai calon ilmuwan dan profesional harapan bangsa mampu bertindak secara arif dan bijaksana.
C.Pendekatan ISBD Sebagai Alternatif Pemecahan Masalah Sosial Budaya
Masalah sosial dan budaya tersebut dianggap sebagai masalah yang mengganggu dan menghambat kesejahteraan hidup mereka dan masyarakat. Sehingga merangsang masyarakat untuk mengidentifikasi, menganalisa, memahami dan memikirkan cara-cara mengatasinya. Dimasa lampau, pada waktu belum ada para ahli ilmu social yang biasanya peka terhadap masalah social dan budaya adalah para ahli filsafat, pemuka agama,ahli politik dan kenegaraan.
Sejumlah ahli ilmu sosial seperti Merton dan Nisbet (1961), Denzin (1973), Gerson (1969) dan Brodley (1976), merasakan bahwa dengan dengan menggunakan pendekatan masalah-masalah sosial sebagai kerangkanya maka hakikat masyarakat dan kebudayaan manusia akan mudah dipahami karena hakikat masalahnya kompleks sehingga memerlukan kajian dari berbagai disiplin ilmu. Dengan pemikiran yang secara masuk akal, dapat dipertanggungjawabkan yang berkenaan dengan usaha-usaha untuk memperbaiki masalah-masalah sosial dan budaya.
Ilmu sosial dan budaya dasar sebagai alternatif pemecahan masalah mempunyai dua pendekatan yang melihat sasaran studinya sebagai suatu masalah objektif dan subjektif. Dengan kacamata objektif/ struktural, berarti konsep-konsep dan teori-teori berkenaan dengan hakikat manusia dan masalah-masahnya yang telah dikembangkan dalam ilmu-ilmu sosial dan budaya yang digunakan. Contohnya, masalah ekonomi diselesaikan dengan teori ekonomi, masalah hukum diselesaikan dengan masalah hukum, dll. Itu artinya, contoh masalah seks bebas yang sebelumnya dibahas berkaitan dengan ilmu sosiologi. Dalam ilmu ini, masalah tersebut dapat dikendalikan dengan dua cara, yaitu preventif dan represif. Preventif artinya melakukan sesuatu hal sebelum masalah sosial dan budaya itu terjadi. Represif artinya usaha yang dilakukan sesudah penyimpangan itu terjadi. Sedangkan, dengan menggunakan kacamata subjektif/ fungsional, maka masalah-masalah yang dibahas tersebut akan dikaji menurut perspektif  masyarakat yang bersangkutan, dan yang dibandingkan dengan kacamata pengkaji atau masing-masing mahasiswa yang mengikuti mata kuliah ilmu social dan budaya dasar dengan tidak berpaku kepada satu disiplin ilmu. Tentunya, kalau dilihat dari kacamata subjektif/ fungsional ini penyelesaiannya akan berbeda-beda. Tetapi dalam kasus diatas, penyelesaian yang umum dilakukan adalah pandangan bahwa tiap manusia harus mendasarkan kehidupan dan mendekatkan diri kepada Tuhan YME.











BAB III
PENUTUP
A.    KESIMPULAN
        Setelah membahas mengenai Ilmu Sosial Dan Budaya Dasar sebagi alternatif pemecahan masalah sosial dan budaya, mahasiswa dan yang lainnya dapat menyelesaikan masalah social budaya dengan basis pengetahuan, sehingga manusia tidak hanya bisa berteori, tetapi menjadikan teori itu sebagai dasar dalam menyelesaikan masalah sosial budaya. Mahasiswa juga diajarkan untuk tidak berfikir egois, karena ISBD mempunyai dua pendekatan, yaitu pendekatan dengan kacamata objektif/ struktural yang sesuai dengan teori masalah itu sendiri dan kacamata subjektif/ fungsional yang sesuai dengan pandangan masyarakat yang bersangkutan.
B. Saran
            Setelah mempelajari bahasan mengenai Ilmu Sosial dan Budaya Dasar, diharapkan mahasiswa dapat menggabungkan pendekatan kacamata subjektif/ struktural dan kacamata objektif/ fungsional ini, agar menimbulkan adanya  kepekaan mengenai masalah sosial dan budaya dengan penuh rasa tanggung jawab, berbudaya, ilmiah, dalam kedudukan sebagai masyarakat Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA
Dr. Elly M.Setiadi, 2007, Ilmu Sosial dan Budaya Dasar, Jakarta; Prenada Media Group
Drs. Supartono, Ilmu Budaya Dasar, Jakarta; Ghalia Indonesia

1 komentar: