MAKALAH
PENDIDIKAN
SOSIAL BUDAYA DASAR
( ISBD )
diajukan
untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pendidikan Sosial Budaya Dasar pada
semester genap di jurusan Pendidikan Biologi STKIP Garut yang dibina oleh H.
Ana Maulana, M.Pd
oleh:
Ferawati
(13541011)
Kelas:
2-A BIOLOGI
SEKOLAH
TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
GARUT
2015
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Ilmu
sosial budaya dasar adalah suatu rangkaian pengetahuan mengenai aspek-aspek
yang paling mendasar dan menonjol yang ada di dalam kehidupan manusia sebagai
makhluk sosial yang memiliki budaya dan permasalahan-permasalahan yang bersifat
ada .
Aspek
lain dari pengantar ilmu sosial budaya dasar merupakan pengenalan teori – teori
ilmu sosial dan kebudayaan sehngga diekspektasikan seseorang dapat memiliki
wawasan keilmuan yang bersifat multidipsliner yang bersangkutan dengan
keagamaan, kesetaraan , dan manusia di dalam kehidupan bersosialisasi.
Secara
umum, ilmu sosial budaya dasar bertujuan untuk mengembangkan kepribadian
manusia sebaga makhluk sosial ( zoon politicon ) dan sebagai makhluk budaya (
homo humanus ), sehingga mampu menghadapi secara kritis dan berwawasan luas
masalah yang mengenai sosial budaya dan permasalahan lingkungan sosial budaya,
serta dapat menyelesaikannya dengan baik, tujuan umum ilmu sosial budaya dasar
ada beberapa yaitu yang pertama pengembangan kepribadian manusia sebagai
makhluk sosial dan makhlik berbudaya, yang kedua kemampuan seseorang menanggapi
secara kritis dan berwawasan luas terhadap permasalahan sosial budaya dan
permasalahan lingkungan sosial budaya, dan yang terakhir ketiga adalah
kemampuan di dalam menyelesaikan secara baik, bijaksana dan obyektif
permasalahan – permasalahan di dalam kehidupan bermasyarakat.
Sehingga
secara umum kita harus memahami konsep – konsep dasar mengenai manusia sebagai
makhluk sosial, dan manusia sebagai makhluk berbudaya memlki daya kritis, wawasan
yang luas terhadap permasalahan lingkungan sosial budaya.
B.
Rumusan Masalah
1. Apa
yang dimaksud dengan masalah sosial budaya?
2. Menjelaskan
Mengapa ISBD sebagai alternative pemecah masalah sosial dan budaya?
C.
Tujuan
1. Untuk
mengetahui definisi dari masalah sosial budaya
2. Untuk
mengetahui ISBD sebagai alternate pemecah masalah sosial dan budaya
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Definisi Masalah Sosial Budaya
Masalah
masalah sosial dan budaya yang dihadapi oleh setiap masyarakat tidaklah sama
antara masyarakat satu dengan masyarakat lainnya. Perbedaan-perbedaan itu
disebabkan oleh perbedaan tingkat perkembangan kebudayaan dan masyarakatnya,
serta keadaan lingkungan alamnya dimana masyarakat itu hidup. Masalah masalah
tersebut dapat berupa masalah social dan budaya, masalah politik, masalah
ekonomi, masalah agama, dan sebagainya.
Masalah sosial dan budaya adalah terganggunya
atau terhambatnya nilai kemanusiaan dan/ aktivitas manusia dalam mengelola
alam, baik itu material ataupun non-material. Masalah-masalah sosial dan budaya
selalu ada kaitannya yang dekat dengan nilai nilai moral dan pranata sosial,
nilai kehidupan serta selalu ada kaitannya dengan hubungan-hubungan
manusia dan konteks normatif dimana
hubungan manusia itu terwujud.
1.
Masalah Sosial Budaya
Masalah
sosial dan budaya erat kaitannya dengan perkembangan teknologi. Salah satu
contoh masalah sosial dan budaya yang terjadi di Indonesia adalah adanya
hubungan seksual antara laki-laki dan perempuan yang belum menikah (hubungan
seks di luar nikah) seperti pelacuran. Kenapa masalah ini termasuk masalah
sosial budaya? Karena dilihat dari segi social, hal ini sudah termasuk kedalam
penyimpangan sosial karena bertentangan dengan norma yang berlaku dan dianggap
sebagai pengganggu kesejahteraan hidup mereka dan masyarakat lain. Menurut
gillin, penyimpangan sosial didefinisikan sebagai pelaku yang menyimpang dari
norma, nilai sosial keluarga dan masyarakat. Sedangkan dilihat dari segi
budaya, hal inipun sudah menjadi masalah budaya. Bagaimana tidak, budaya di
Indonesia mengajarkan kepada tiap laki-laki dan perempuan untuk “menjaga”
dirinya sampai menikah. Ditambah lagi, ada dasar agama yang melarang antara
laki-laki dan perempuan untuk berhubungan seks diluar nikah.
2.
Manusia memiliki Masalah
Perkembangan
budaya, budaya berasal dari kata budi dan daya. Budi adalah akal, moral, sopan,
tata krama. Sedangkan daya adalah unsur perbuatan jasmani/ kekuatan/ kemampuan
untuk cipta, rasa, karya, karsa. Jadi perkembangan budaya adalah perkembangan
akal, moral, kesopanan , tata krama dalam perbuatan jasmani agar mampu
menciptakan, merasakan, membuat karya yang mampu digunakan oleh manusia itu
sendiri.
Budaya
dibagi menjadi :
1.Fisik
Semua
budaya yang berbentuk benda.
2.Non
fisik
Berupa
aturan, norma, adat – istiadat, sistem sosial. Proses terjadinya aturan, norma,
adat – istiadat atas dasar kesepakatan masyarakat setempat dan tidak bersifat
universal. Akal yang membedakan manusia dengan mahluk lainnya.
Dalam
ISBD juga mempelajari sistem sosial. Sistem sosial adalah seperangkat aturan
yang berlaku dalam kehidupan masyarakat, yang kadang berbenturan juga dengan
budaya. Benturan budaya itu adalah priksi budaya ( karena memaksakan budaya/
norma/ kita dengan budaya/ norma orang lain.
Selain
itu ISBD juga mempelajari mengenai sanksi. Intinya sanksi itu bersifat
menyakitkan.
Sanksi
terbagi menjadi :
1.Moral
Hati
nurani yang dibayangi rasa bersalah dan berdosa.
2.Sosial
Sanksi
dikucilkan masyarakat.
3.Hukum
/ fisik
Apabila
melakukan pelanggaran aturan, norma, adat maka akan diproses dipengadilan dan
dipenjara (KUHAP).
B. ISBD Sebagai Alternatif Pemecah Masalah Sosial dan Budaya
ISBD
sebagai integerasi dari ISD dan IBD memberikan dasar-dasar pengetahuan sosial
dan kosep-konsep budayakepada mahasiswa, sehingga mampu mengkajimasalah sosial,
kemanusiaan, dan budaya, sehingga diharapkan mahasiswa peka, tanggap,kritis
serta berempati atas solusi pemecahan masalah sosial dan budaya secara arif.
Seperangkat
konsep dasar ilmu sosial dan budaya tersebut secara interdisiplin digunakan
sebagai alat bagi pendekatan dan pemecahan masalah yang timbul dan berkembang
dalam masyarakat. Dengan demikian, ISBD memberikan alternatif sudut pandang
atas pemecahan masalah sosial budaya di masyarakat. Berdasarkan pemahaman yang
diperoleh dari kajian ISBD, mahasiswa dapat mengorientasikan diri untuk
selanjutnya mampu mengetahui ke arah mana pemecahan masalah harus dilakukan.
Pendekatan
dalam ISBD lebih bersifat interdisiplin atau multidisiplin, khususnya ilmu-ilmu
sosial dalam menghadapi masalah sosial. Pendekatan dalam ISBD bersumber dari
dasar-dasar ilmu sosial dan budaya yang bersifat terintergrasi. ISBD digunakan
untuk mencari pemecahan masalah kemasyarakatan melalui pendekatan
interdisipliner atau multidisipliner ilmu-ilmu sosial dan budaya.
Pendekatan
dalam ISBD akan memperluas pandangan bahwa masalah sosial, kemanusiaan, dan
budaya dapat didekati dari berbagai sudut pandang. Dengan wawasan ini pula maka
mahasiswa tidak jauh dalam sifat pengotakan ilmu secara ketat. Sebuah ilmu
secara mandiri tidak cukup mampu mengkaji sebuah masalah kemasyarakatan. Dewasa
ini, sebuah masalah berkembang semakin kompleks. Kajian atas suatu masalah
membutuhkan berbagai sudut pandang keilmuan, demikian pula dengan solusi
pemecahannya.
Demikian
pula halnya dengan pendekatan dalam ilmu-ilmu alam atau yang bersifat eksakta.
Pendekatan dalam ilmu-ilmu alam dalam mengkaji gejala alamiahjuga bersifat
subject oriented. Mahasiswa yang menekuni ilmu-ilmu eksakta akan mengkaji
gejala alam melalui sudut pandang ilmu mereka. Dengan diberikan kajian ISBD
diharapkan dapat memberi wawasan akan pentingnya pendekatan sosial dan budaya
dala menangani masalah alam.
Berdasarkan
hal tersebut, beberapa perguruan tinggi memberlakukan ISBD sebagai mata kuliah
wajib bagi mahassiwa dari program ilmu alam atau eksakta. Hal ini dimaksudkan
agar pendekatan sosial dan budaya senantiasa dipertimbangkan dan melandasi
setiap upaya mencari solusi atas pemecahan dari masalah alam yang mereka
hadapi. Dengan demikian, mahasiswa sebagai calon ilmuwan dan profesional
harapan bangsa mampu bertindak secara arif dan bijaksana.
C.Pendekatan ISBD Sebagai
Alternatif Pemecahan Masalah Sosial Budaya
Masalah
sosial dan budaya tersebut dianggap sebagai masalah yang mengganggu dan
menghambat kesejahteraan hidup mereka dan masyarakat. Sehingga merangsang
masyarakat untuk mengidentifikasi, menganalisa, memahami dan memikirkan
cara-cara mengatasinya. Dimasa lampau, pada waktu belum ada para ahli ilmu
social yang biasanya peka terhadap masalah social dan budaya adalah para ahli
filsafat, pemuka agama,ahli politik dan kenegaraan.
Sejumlah
ahli ilmu sosial seperti Merton dan Nisbet (1961), Denzin (1973), Gerson (1969)
dan Brodley (1976), merasakan bahwa dengan dengan menggunakan pendekatan
masalah-masalah sosial sebagai kerangkanya maka hakikat masyarakat dan
kebudayaan manusia akan mudah dipahami karena hakikat masalahnya kompleks
sehingga memerlukan kajian dari berbagai disiplin ilmu. Dengan pemikiran yang
secara masuk akal, dapat dipertanggungjawabkan yang berkenaan dengan
usaha-usaha untuk memperbaiki masalah-masalah sosial dan budaya.
Ilmu
sosial dan budaya dasar sebagai alternatif pemecahan masalah mempunyai dua
pendekatan yang melihat sasaran studinya sebagai suatu masalah objektif dan
subjektif. Dengan kacamata objektif/ struktural, berarti konsep-konsep dan
teori-teori berkenaan dengan hakikat manusia dan masalah-masahnya yang telah
dikembangkan dalam ilmu-ilmu sosial dan budaya yang digunakan. Contohnya,
masalah ekonomi diselesaikan dengan teori ekonomi, masalah hukum diselesaikan
dengan masalah hukum, dll. Itu artinya, contoh masalah seks bebas yang
sebelumnya dibahas berkaitan dengan ilmu sosiologi. Dalam ilmu ini, masalah
tersebut dapat dikendalikan dengan dua cara, yaitu preventif dan represif.
Preventif artinya melakukan sesuatu hal sebelum masalah sosial dan budaya itu
terjadi. Represif artinya usaha yang dilakukan sesudah penyimpangan itu
terjadi. Sedangkan, dengan menggunakan kacamata subjektif/ fungsional, maka
masalah-masalah yang dibahas tersebut akan dikaji menurut perspektif masyarakat yang bersangkutan, dan yang
dibandingkan dengan kacamata pengkaji atau masing-masing mahasiswa yang
mengikuti mata kuliah ilmu social dan budaya dasar dengan tidak berpaku kepada
satu disiplin ilmu. Tentunya, kalau dilihat dari kacamata subjektif/ fungsional
ini penyelesaiannya akan berbeda-beda. Tetapi dalam kasus diatas, penyelesaian
yang umum dilakukan adalah pandangan bahwa tiap manusia harus mendasarkan
kehidupan dan mendekatkan diri kepada Tuhan YME.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Setelah membahas mengenai Ilmu Sosial
Dan Budaya Dasar sebagi alternatif pemecahan masalah sosial dan budaya,
mahasiswa dan yang lainnya dapat menyelesaikan masalah social budaya dengan
basis pengetahuan, sehingga manusia tidak hanya bisa berteori, tetapi
menjadikan teori itu sebagai dasar dalam menyelesaikan masalah sosial budaya.
Mahasiswa juga diajarkan untuk tidak berfikir egois, karena ISBD mempunyai dua
pendekatan, yaitu pendekatan dengan kacamata objektif/ struktural yang sesuai
dengan teori masalah itu sendiri dan kacamata subjektif/ fungsional yang sesuai
dengan pandangan masyarakat yang bersangkutan.
B.
Saran
Setelah mempelajari bahasan
mengenai Ilmu Sosial dan Budaya Dasar, diharapkan mahasiswa dapat menggabungkan
pendekatan kacamata subjektif/ struktural dan kacamata objektif/ fungsional
ini, agar menimbulkan adanya kepekaan
mengenai masalah sosial dan budaya dengan penuh rasa tanggung jawab, berbudaya,
ilmiah, dalam kedudukan sebagai masyarakat Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Dr.
Elly M.Setiadi, 2007, Ilmu Sosial dan Budaya Dasar, Jakarta; Prenada Media
Group
Drs.
Supartono, Ilmu Budaya Dasar, Jakarta; Ghalia Indonesia
Kurang lengkap dan terperinci
BalasHapus